Informasi dan Komunikasi

GAMBARAN DAN KEBUTUHAN SEMENTARA

21 Juni 2013 M. (Sy) bertepatan dengan 12 Sya’ban 1434 H. (Q)

 

Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, 

Bersama ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua (yang kami muliakan, yang kami hormati, saudara-saudara, dan panjenengan sedejeh) terutama kepada yang menyukai atau melihat “Website dan yang terkait dengan “Materi” surat-surat. Namun mengingat kekurangan dan keterbatasan kami, terdapat beberapa hal  yang dirasa perlu  untuk disampaikan  melalui tulisan barikut ini.

Yaitu sepertinya melihat perjalanan sejak surat tahun 2005, VCD sejak 2006, buku sejak 2007, bendera dan banner sejak 2011, dan web sejak 2012, “Materi” (melalui buku, bendera, banner, website, dan lainya) banyak mendapat hambatan dan lain-lain, termasuk kami sendiri belum dapat menyadarkan diri sendiri untuk memastikan  “Apa saja”  dan  “Apa”  yang harus diselesaikan terlebih dahulu?

Bahkan setelah adanya kesenjangan paradigma, komunikasi, dan metode dan krisis potensi dan nilai yang berkepanjangan, kami bersama teman-teman tidak atau masih belum dapat menyajikan atau menggambarkan atau mencontohkan “apa”, “apa saja” dan “seperti apa” yang dijadikan impian sejak awal (2005). Apalagi sepertinya proses sedang berjalan / bergulir. Antara  lain  sebagai  berikut:

Yaitu ada yang: 1) sangat mempertahankan jejak lelampah leluhur walaupun tanpa dasar yang kuat, 2) sangat tidak menyukai bid’ah atau sesuatu yang diada-adakan, 3) mengkritisi dan membandingkan UUD ‘45 yang sudah diamandemen dengan sebelumnya, 4) inten mempelajari babat/kitab musarrar Jayabaya dan ugo wangsit Siliwangi, 5)  sangat optimis  akan  tegaknya “Syarii’ah dan Khilaafah”.

Oleh karena itu (jika dilanjutkan khawatir merugikan) maka untuk sementara (tanpa janji) ada beberapa hal yang sementara dihentikan atau dibekukan. Yaitu untuk melihat proses yang sedang berjalan atau bergulir. Terlebih selama solusi (yang solutif, holistik, integral, dan komprehensip) belum diperoleh, maka “Materi” diperkirakan sangat dinamis dan berkembang, karena masih belum terbingkai.

Seperti: 1) sejak 2005 menggunakan istilah “Kultur”, 2) sejak 2008 ditambah dengan “Ukhuwwah Islaamiyyah dan pertemanan”, 3) – 2009 – menggunakan istilah “Revitalisasi dan pelestarian salah satu kultur”, 4) – 2010 – diduga banyak benturan. Diantaranya yaitu dilema antara: a) terbiarkan terbunuh diri, dengan b) memaksa. Maka  sejak  2011  digunakanlah  istilah “Pencarian Standar Etika dan Akhlak”.

Dan sepertinya akhir-akhir ini relatif banyak acara dan rencana yang seakan bersamaan, seperti: 1) pencanangan hari santri nasional 15 November 2012 di Jember, 2) konferensi Khilaafah dihadiri dari mencanegara 2 Juni 2013 di Jakarta, 3) kongres kebangsaan 23 Juni 2013 di Jember, 4) raja-raja berkumpul 23 Juni 2013 di  Malang,  5)  Ijtimaaa’  “Jamaah Tabliiigh”  22, 23, 24  Juni 2013 di Magetan.

Sehingga dibutuhkanlah “Pencarian format dan nama”, “Membangun sambungan pertanggungjawaban”, dan “Membangun pertanggungjawaban yang nyambung”. Yang dimaksud dengan “Nama” dan “Nyambung” bukan hanya atau mengedepankan fisik tapi suatu karakter dan jati diri non fisik atau emosional yang  tanpa mengabaikan  dan tanpa terbantahkan lagi  oleh rasional dan fisik.

Wassalaamu‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. 

 

 

File Aslinya: